sponsor

Sunday, April 22, 2018

Menjual bibit jamur merang dan jamur kancing

Keistimewaan Jamur
Kardus
Jamur kardus. Mungkin nama ini masih
asing di telinga kita. Jamur kardus
sebenarnya adalah jamur merang yang
ditanam dengan media dari olahan kardus.
Sebenarnya, jamur merang dapat ditanam
dengan media lainnya, seperti jerami,
kompos, eceng gondok, alang-alang, daun
pisang kering, ampas tebu, ampas aren,
sisa tanaman kedelai, dan kertas puntung
rokok. Namun, jamur merang dari media
kardus ini ternyata memiliki keistimewaan
tersendiri dibanding jamur merang yang
ditanam di media lain. Di antaranya adalah:
a. Lebih Kenyal
Beberapa konsumen memang mengaku
jamur merang yang dihasilkan dari media
kardus berbeda dengan jamur lainnya. Soal
rasa memang relatif, tergantung cara
pengolahan dan bumbu yang digunakan.
Namun, soal kekenyalan sepertinya
memang tidak diragukan lagi.
b. Warna Lebih Putih
Warna jamur merang dari media kardus
memang lebih putih, berbeda dengan
warna jamur yang ditanam di media jerami
yang cenderung kecokelatan. Warna ini
memang tidak memengaruhi rasa secara
langsung, tetapi setidaknya jamur yang
berwarna putih terlihat lebih segar dan
menarik jika dihidangkan, baik dalam
bentuk basah maupun kering. Selain itu,
jamur masih terlihat segar walaupun sudah
dipanen lebih dari sehari.
c. Aromanya Wangi
Keunggulan jamur kardus lainnya adalah
baunya lebih wangi dan tidak apek
sehingga bisa langsung diolah. Hal ini
dipengaruhi oleh tambahan kacang buncis,
kangkung, bonggol pisang, dan bekatul
pada media. Campuran media inilah yang
membuat aroma jamur menjadi khas dan
sangat berbeda dengan jamur dengan
media jerami. Memang sebelumnya banyak
orang yang mengeluhkan jamur merang
yang menggunakan media tanam jerami
karena biasanya berbau apek. Reaksi kimia
pada jerami yang menjadi penyebabnya.
Karena itu, biasanya orang merebus dahulu
dan membuang air rebusannya untuk
menghilangkan bau apeknya.
BUDI DAYA JAMUR MERANG
DENGAN KARDUS
CIREBON : Meski usianya sudah mencapai 62
tahun namun Enjo Suharjo masih terlihat
energik saat bercerita tentang usahanya
merinstis pembuatan jamur kardus.
Disebut demikian karena jamur merang
(Volvarielle volvaceae) tersebut
dibudidayakan pada median kertas kardus.
Titik-titik putih bakal jamur merang
nampak pada median jamur yang tertata
rapi pada rak-rak yang terbuat dari kayu
dan bambu dalam kumbung (rumah
berdinding anyaman bambu berukuran 4x4
m) di lahan tidur milik instansi militer di
Kota Cirebon. Ada lima kumbung yang
berjajar rapi dan dua kumbung kecil
sebagai tempat belajar bagi siswa ataupun
masyarakat membudidayakan jamur kardus
ciptaannya.
Jamur kardus ternyata cocok tumbuh di
Cirebon yang memiliki suhu panas. Jamur
ini tumbuh optimal pada suhu 28 hingga 32
derajat Celsius. Meski demikian untuk
mengatur pada keadaan suhu yang
diperlukan rak-rak tempat median jamur
tersebut ditutupi plastik bening dan
suhunya dikontrol dengan thermometer.
Dia mengatakan jamur kardus bukanlah
teknologi baru. Pada 1985, ketika masih
berdinas sebagai penyuluh pertanian, Enjo
menemukan sekelompok petani di
Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon,
telah membudidayakan komoditas ini.
Namun mereka tidak menggunakan media
kardus, melainkan kertas bekas puntung
rokok. Dia lalu mencoba merubah media
jamur dengan kertas kardus dan berhasil.
Sayangnya, seiring dengan perjalanan
waktu, usaha petani di Losari ini tidak
bertahan. Padahal, menurut Enjo, usaha ini
menjanjikan keuntungan. Dengan masa
panen tiga minggu untuk satu kali
pembuatan media, keuntungan bisa dipetik
sejak awal minggu ketiga.
Dalam perhitungannya dari satu paket
media dalam satu kumbung memerlukan
sekitar 1 kwintal median kardus yang sudah
dicampur dengan bekatul dan kapur. Paket
tersebut menghasilkan minimal 50kg-60 kg
jamur per bulan. Bahkan jika perlakuan
petani bagus dalam 1 kwintal media jamur
bisa menghasilkan lebih dari 1 kuintal
jamur. Setiap bulan paket media jamur
harus diganti dengan yang baru agar
produksi jamur maksimal.
“Pesarnya tidak sulit. Saya sendiri setiap
minggu menyuplai sebuah rumah makan di
Cirebon antara 15kg-20kg. Belum lagi pasar
tradisional di Cirebon juga menerima jamur
merang,” kata dia.
Harga jamur dari tahun ketahun selalu
naik , pada 2001 saat merintis jamur kardus
harganya hanya Rp6.000 per kg namun
sekarang bisa mencapai Rp15.000 ditingkat
petani dan Rp18.000-Rp20.000 per kg
ditingkat pengecer. Jadi bisa dihitiung
omset setiap bulan yang bisa diperoleh
petani jamur.
Enjo mengatakan dari survei yang
dilakukan kebutuhan jamur merang di
pasar tradisional di Cirebon mencapai 2-3
kuintal perhari. Jumlah itu belum bisa
dipenuhi oleh para petani jamur yang ada
di Cirebon.

No comments:

Post a Comment